
Tidak dipungkiri jika cabai dan beras adalah bahan makanan pokok di Indonesia. Cabai biasa digunakan untuk rempah-rempah yang hampir selalu ada di tiap masakan. Sedangkan beras, adalah makanan utama masyarakat Indonesia.
Dilansir dari detikEdu, ternyata kebiasaan mengkonsumsi cabai dan beras itu telah ada sejak zaman dulu tepatnya saat Kerajaan Mataram kuno masih eksis.
“Jadi, sebenarnya sejak awal dulu (beras) dianggap sebagai bahan pangan utama. Kalau sekarang orang membayangkan semua pangan tertuju kepada beras, itu ada kaitannya dengan sejarah ini,” ujar Mochtar Lutfi, MHum, dikutip dari laman Universitas Airlangga (Unair), Rabu (2/11/2022).
Sementara cabai menurut Lutfi juga jadi bahan pangan yang dipentingkan masyarakat Nusantara. Oleh karenanya, cabai juga tercantum di Babad Lombok; Babad Palawija kaliyan Palowase.
Lutfi menjelaskan, dalam Babad Lombok juga disebutkan terdapat beberapa jenis cabai yang menjadi komoditas masyarakat zaman dahulu. Beberapa di antaranya yakni lombok jrolang, lombok rolega, lombok cangak, lombok rawit, dan lombok saka.
“Berarti, memang lombok itu sesuatu yang unik, sesuatu yang dipentingkan oleh masyarakat sampai dibuat tulisan tersendiri tentang lombok,” ujar Dosen Prodi Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya Unair ini dalam webinar Ketahanan Pangan dalam Perspektif Global dan Lokal yang digelar prodinya.
Lalu seperti apa ketersediaan pangan di zaman kerajaan di Nusantara dan apa saja yang jadi bahan makanan orang zaman dulu?
Menurut Lutfi, dalam teks Ramayana dari Kerajaan Mataram Kuno disebutkan bahwa banyak sekali sumber pangan yang dapat dimanfaatkan di Nusantara yang diantaranya yakni labu, jagung, ubi kayu, serta berbagai jenis buah dan sayur.
Sumber protein hewani juga dikonsumsi penduduk Nusantara zaman dulu. Salah satu yang diceritakan dalam syair yaitu komoditas hewan air.
Lutfi mengatakan, berdasarkan Syair Nasihat, Syair Tambra, dan Syair Ikan Terubuk, penduduk di zaman Kerajaan Melayu makan berbagai jenis ikan, baik ikan laut, air tawar, maupun air payau.
Sementara itu, berdasarkan naskah dari Cirebon, penduduk zaman kerajaan juga makan daging binatang darat seperti kijang hingga bangau.
“Dalam naskah Cariyos Walangsungsang dari Cirebon, yang menarik ada sumber pangan dari binatang darat. Ada daging ayam, daging burung bangau, daging kijang, dan daging bebek,” pungkasnya.
Sumber: Detik.com