i antara misteri yang berkembang di tata surya ini ada yang menarik, yaitu tentang “Planet Sembilan” atau “Planet X”.
Padahal, planet yang terdaftar di Galaksi Bima Sakti hanya ada 8. Mulai dari Merkurius hingga Neptunus. Pluto sudah dicoret dari daftar dan masuk dalam kategori planet kerdil.
Planet Sembilan yang hingga kini masih berupa hipotesis itu telah menimbulkan kontroversi sejak pertama kali diusulkan.
Planet tak terlihat ini diprediksi ada berdasarkan pengaruh gravitasinya yang tampak pada sekelompok objek kecil dengan orbit yang aneh dan berkelompok.
Namun sejauh ini, pencariannya kosong. Kritikus berpendapat bahwa petunjuk kehadirannya hanya “hantu” dalam data.
Kapan dan siapa yang membuat hipotesis ini?
Misteri planet kesembilan
Dilansir dari BBC, 17 Februari 2021, orang yang mengusulkan adanya planet kesembilan itu adalah Percival Lowell yang dikenal dengan banyak kesalahan.
Dia seorang penulis perjalanan dan pengusaha abad ke-19. Dia sangat kaya, selalu berkumis, dan sering terlihat dalam setelah jas tiga potong.
Setelah membaca buku tentang Mars, dia memutuskan untuk menjadi astronom. Selama beberapa dekade, dia membuat sejumlah klaim liar.
Sebelum mengutarakan idenya tentang Planet Sembilan, dia adalah orang yang yakin dengan keberadaan manusia di Mars. Dia juga mengira telah menemukan mereka.
Hal itu lantaran dia menemukan garis-garis aneh yang melintasi planet itu. Menurutnya, itu adalah kanal yang dibangun sebagai upaya terakhir dari peradaban yang sekarat untuk mengambil air dari lapisan es kutub.
Namun, ternyata itu adalah ilusi optik yang diciptakan oleh pegunungan dan kawah di Mars jika dilihat melalui teleskop berkualitas rendah.
Lowell juga percaya bahwa planet Venus memiliki jari-jari. Meskipun asistennya mencoba mencari jari-jari itu juga, tapi tidak nampak. Ternyata itu adalah bayangan dari iris di mata Lowell.
Lalu Lowell bertekad untuk menemukan planet kesembilan di tata surya. Namun setelah mengalami gangguan saraf, dia meninggal di usia ke 61 tahun.
Lowell meninggalkan 1 juta dolar untuk melanjutkan penelitian Planet Sembilan. 14 tahun kemudian seorang astronom muda sedang melihat dua foto langit bertabur bintang.
Dia melihat setitik dunia kecil dan kemudian dinamai Pluto. Untuk sementara dianggap sebagai Planet X yang sulit dipahami.
Sayangnya itu bukan planet yang dicari Lowell, karena planet itu tidak cukup kuat untuk menarik Neptunus dan Uranus menjauh dari posisinya.
Tidak lama setelah itu Pluto diketahui tidak cukup memenuhi kriteria sebuah planet. Saat para ilmuwan menemukan Sabuk Kuiper, diprediksi itu berisi ratusan ribu objek yang lebih besar dari 100 km.
Sehingga, para ilmuwan menyadari bahwa Pluto tidak mungkin menjadi satu-satunya objek besar di bagian terluar tata surya dan mulai mempertanyakan apakah itu benar-benar sebuah planet.
Kemudian, mereka menemukan “Sedna” (sekitar 40% ukuran Pluto), “Quaoar” (sekitar setengah ukuran Pluto), dan “Eris” (ukuran hampir sama dengan Pluto).
Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional memutuskan untuk menurunkan status Pluto menjadi “planet kerdil”.
Mike Brown, seorang profesor astronomi planet di California Institute of Technology (Caltech) yang memimpin tim yang mengidentifikasi Eris, menyebut dirinya sebagai “orang yang membunuh Pluto” hingga hari ini.
Pada saat yang sama, penemuan benda-benda ini mengungkap petunjuk baru yang besar dalam pencarian planet tersembunyi.
Ternyata Sedna tidak bergerak seperti yang diharapkan semua orang. Sebaliknya, planet kerdil ini mengambil jalur yang aneh dan tak terduga.
Orbitnya sangat berkelok-kelok, dibutuhkan 11.000 tahun untuk menyelesaikannya. Seolah-olah ada sesuatu yang menarik Sedna dan menyeretnya pergi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Misteri Planet Sembilan, Diyakini Ada tetapi Belum Pernah Terlihat”, Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/11/180000965/misteri-planet-sembilan-diyakini-ada-tetapi-belum-pernah-terlihat?page=all.
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
Editor : Rendika Ferri Kurniawan