Digitalisasi Sekolah

oleh

Digitalisasi Sekolah merupakan implementasi dari new learning, yang disiapkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Karakteristik new learning tersebut adalah student centered, multimedia, collaborative work, information exchange, critical thinking dan informed decision making. Jika ditelaah lebih lanjut peranan teknologi informasi dan komunikasi sangat tinggi untuk mewujudkan suatu sekolah digital. Pengembangan sekolah digital tidak semudah yang dibayangkan karena memerlukan manajemen dan perencanaan strategis. Sekolah digital tidak hanya menghadirkan perangkat TIK, infrastruktur dan aplikasinya, tetapi menyangkut nilai-nilai manusianya yaitu guru dan siswa. Pemberdayaan guru di bidang teknologi sangat diperlukan dalam mewujudkan sekolah digital.

Dalam era normal baru, peningkatan keterampilan teknologi bagi guru sangat penting untuk memenuhi kebutuhan siswa sehingga sekolah digital dapat terealisasi. Sekolah digital adalah segala usaha yang sistematis untuk mengubah sumber daya sekolah yang terintegrasi berbasis web yang memungkinkan pengguna (stakeholder) dapat berinteraksi dan bertransaksi secara elektronik.

Pada pandemi Covid-19, guru banyak menggunakan moda daring seperti yang telah dilakukan oleh Wahsun (2020), ada sebanyak tujuh platform belajar online milik swasta yaitu Google Suite For Education, Kelas Pintar, Ruang Guru, Microsoft Office 365, Quipper School, Sekolahmu, Zenius, dan Rumah Belajar. Hasil survey menunjukkan bahwa penggunaan platform sistem belajar online terbanyak oleh guru adalah melalui aplikasi WhatsApp Group (390 orang: 28,14%) (Wahsun, 2020).

Survey yang telah dilakukan oleh Haryanto (2020) menunjukkan bahwa aktivitas siswa SD belajar di rumah adalah melalui mengerjakan soal-soal dari guru menggunakan WhatsApp serta hambatan yang dirasakan oleh siswa yaitu tidak dapat bertanya langsung kepada guru dan kesulitan dalam memahami pelajaran.

Untuk mempersiapkan sekolah menjadi sekolah digital, hendaknya perlu dipahami beberapa jenis sekolah digital:

Sekolah Digital 1.0.
Telah tersedia perangkat teknologi untuk mendukung proses belajar dan pembelajaran, konten digital telah dimanfaatkan oleh guru, setiap atau sebagian besar kelas telah tersedia proyektor dan perangkat komputer, akses wifi telah terpasang, serta sekolah memiliki website.

Sekolah Digital 2.0.
Di tahap ini, sekolah telah memiliki Learning Management System (LMS), sistem manajemen sekolah yang digital, tersedia perangkat smartphone (tablet) bagi siswa, serta bahan pembelajaran dalam bentuk digital.

Sekolah Digital 3.0.
Dalam tahap ini, sekolah mulai diupayakan untuk 100% digital sehingga semua komponen baik manajemen persekolahan sampai pada manajemen pembelajaran semua diarahkan kepada layanan digital.

Berdasarkan hal ini, diperlukan upaya peningkatan bagi guru dalam berteknologi sebagai upaya awal dalam mewujudkan sekolah digital.

No More Posts Available.

No more pages to load.