
Kabar soal dugaan kebocoran data dari sejumlah instansi di Indonesia membuat masyarakat semakin was-was saat menggunakan internet untuk berselancar dalam dunia maya.
Namun, masyarakat Indonesia tak perlu khawatir lagi, pasalnya terdapat sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk menjaga data saat menggunakan internet.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh ahli keamanan siber dan forensik digital Vaksincom, Alfons Tanujaya.
Empat cara yang dapat dipraktikkan itu di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi manager kata sandi
Pengguna internet bisa memanfaatkan aplikasi manajer kata sandi yang bertujuan sebagai penyimpan kredensial akun.
Diketahui, jenis aplikasi ini bermanfaat bagi pengguna yang memiliki banyak akun di berbagai platform digital.
2. Two-factor authentication
Two factor authentication merupakan sebuah situs yang dapat mengaktifkan keamanan berlapis pada akun-akun di dunia digital.
Biasanya, pengguna harus memasukkan kata sandi sebanyak dua kali untuk dapat mengakses akun tersebut.
3. Two-factor authentication melalui kode
Selain melalui kata sandi berlapis, pengguna platform digital dapat mengakses akunnya dengan keamanan berlapis melalui penggunaan kode yang dikirimkan pada email atau SMS di nomor yang sudah ditautkan.
Cara ini harus dilakukan tanpa penggunaan WiFI, pasalnya dengan menggunakan akses WiFi apalagi secara umum, itu bisa meningkatkan risiko kebocoran data.
4. Kata sandi unik
Pengguna internet dianjurkan untuk memiliki kata sandi unik yang tidak biasa dan tidak mudah ditebak.
Selain itu, gunakan pula kata sandi yang berbeda-beda untuk setiap platform digital agar tetap aman.
Sementara itu, perusahaan keamanan Hive Systems pun menjelaskan lebih lanjut soal ketentuan pengaturan kata sandi.
Lembaga itu menyarankan bahwa kita seharusnya sebuah kata sandi minimal terdiri atas delapan karakter.
Biasanya kata sandi tersebut terdiri atas huruf besar, huruf kecil, angka, hingga karakter khusus.
Ketentuan ini bertujuan agar akun platform digital masyarakat tidak mudah diretas dan data di dalamnya tetap aman.
Pasalnya, berdasarkan hasil survei, kata sandi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang disarankan itu dapat diretas dengan mudah dalam waktu 10 detik.
Sedangkan, kata sandi yang sesuai dengan ketentuan dapat diretas dengan menghabiskan waktu yang terbilang lama yaitu lima bulan hingga 34 tahun untuk menembusnya.
Sebelumnya, viral sebuah informasi di media sosial Twitter yang mengatakan bahwa sejumlah instansi di Indonesia mengalami kebocoran data hingga diperjualbelikan di pasar gelap media maya.
“Halo @kemkominfo, mau ngasih tau aja belum setahun, udah ada 5 kejadian kebocoran data warga Indonesia.
“Database yang kebobolan: BIN, PLN, Indihome, Polri, UPI. Minimal urusin dulu kebocoran data daripada ngurusin PSE. Mau sampe kapan privasi warga Indo jadi “Open source?” kata A****, dikutip dari Twitter, Senin, 22 Agustus 2022.***
Sumber: ANTARA