CITIZENJOURNSLISM.ID — Ari Aster kembali memberi warna baru dalam dunia film horor melalui karya terbarunya, Midsommar. Ari Aster tahun lalu langsung memboyong banyak penghargaan setelah membuat Hereditary, film horor yang sekaligus menjadi debutnya sebagai seorang sutradara.
Jika Hereditary menawarkan film horor gelap dengan latar belakang permasalahan keluarga yang diberi bumbu sekte, dalam Midsommar, Aster menawarkan horor jenis baru.
Sesuai dengan judulnya, Midsommar, film ini mengambil latar musim panas (summer) di Swedia. Dalam bahasa Indonesia, midsommar berarti tengah musim panas atau ‘midsummer’ dalam bahasa Inggris.
Kisah bermula ketika Dani Ardor (diperankan Florence Pugh) mengalami trauma yang mempengaruhi kisah cintanya dengan Christian Hughes (diperankan Jack Reynor).
Suatu pada suatu hari, Christian diundang salah seorang temannya, Pelle, untuk menikmati perayaan musim panas di Hälsingland, Swedia. Tawaran itu begitu menarik karena hanya dilakukan sekali dalam 90 tahun dan berlangsung sembilan hari.
Melalui sedikit perdebatan, Christian berhasil mengajak Dani ke Swedia, mereka berangkat berombongan bersama teman-teman Christian.
Kehadiran rombongan itu disambut rumput hijau, kehangatan matahari, orang-orang menari dan menyanyi layaknya sedang menikmati musim panas. Mereka yang telah berkumpul di sana terlihat menyambut Christian, Dani, dan teman-teman mereka dengan senyum ramah.
Namun, kehangatan itu tak bertahan lama. Dani pun memberikan kisi-kisi horor dalam trailer .
Ari Aster menambahkan banyak formula baru dalam Midsommar, mulai dari horor pada siang hari, kisah yang diangkat dari adat suatu negara, sekte, ritual seks serta minuman ‘ajaib’.
Di AS, mereka yang telah menonton Midsommar berpendapat Ari Aster berhasil ‘mengusir’ penonton dari bioskop. Ada pula yang berpendapat film ini tak cocok bagi orang yang ‘berhati lemah’.